Di Tengah Kota
Bintang-bintang
mulai menghiasi gelapnya langit di tengah kota ini. Di sebuah jalan yang dimana
lampu neon kuning menerangi sepanjang kaki melangkah. Pukul 19.00 malam, tak
biasanya jalan ini sepi seperti ini. Sambil memandangi indahnya kerlap-kerlip
lampu di tengah ibukota dan cahaya kunang-kunang yang menemaniku di suasana
sunyi ini. Pemandangan ini mampu memanjakan mataku.
“Kalau di lihat-lihat indah juga kota ini.”(gumamku).
Dan baru sekarang ini aku menyadari keindahan kota ini , aku
mulai berjalan di sebuah taman bunga mawar. Hingga aku menemui sebuah kursi
panjang putih, kursi yang meghadap ke sebuah jalan raya di seberang
taman ini.
“ Mungkin aku bisa bersantai dulu disini .” ( kataku ).
Tempat yang nyaman untuk bersantai
walaupun , hawa dingin menyelimuti taman ini. Menaruh buku mungkin yang di
pikiranku di samping aku duduk. Di seberang taman terlihat jalan raya yang
begitu ramai, di sana banyak sekali kendaraan yang berlalu lalang dan pedagang
asongan yang menjajakan dagangannya . Ya.. inilah suasana ibukota ketika di
jalanraya ‘padat merayap’ ini
mungkin bahasa yang cocok, sekalipun di
malam hari. Sampai aku berfikir “ Kapan ibukota bisa lancar dan tidak ada lagi ‘macet ‘ ?” ( mikir keras -_- ). Mungkin semua itu dapat terjadi di khayalanku saja , mungkin. Dan
semoga saja suatu saat nanti ada pemimpin yang mampu memutar balikkan keadaan di Indonesia. Tapi ini semua sangat
membutuhkan proses yang panjang ‘tidak
semudah memutar balikkan telapak tangan’. Yaaa mau gimana lagi….aku hanya
bisa bermimpi dan mungkin sebagian orang di luar sana berpikiran sama denganku
. Malam semakin larut suasana semakin sepi , mata pun tertuju dengan jam tangan
yang sudah menunjukkan jam 22.00.
“ Ya , mungkin aku sudah terlalu lama disini, lebih baik aku
pulang .” ( batinku )
Akupun segera bergegas dari kursi
panjang putih itu , menuju arah pemberentian terakhir. Di terminal , ya ini
adalah pemberentianku untuk pulang ke rumah.
Yah..seperti biasa aku menunggu bus datang , terlalu lama menunggu hingga
aku terlarut dari lamunanku. Dan aku mulai teringat bahwa seseorang pernah
mengatakan kepadaku, cinta itu seperti menunggu bus, apa yang tiba tidak
diharapkan dan apa yang diharapkan tidak kujung tiba.
“aka ada rintangan
untuk mendapatkannya” Hal ini terjadi sepanjang waktu.
Namun aku menemukan hal yang beda ,bukan hanya tentang
menunggu, melainkan aku telah belajar bahwa “apabila sekali bus itu tiba kau
harus memutuskan apakah kau akan menaikinya apa membiarkannya”. Begitulah cinta
seperti menunggu bus :D…dan tak tahu kenapa, aku teringat ucapan itu.
Mungkin, ini seperti pengalaman
kisah cintaku waktu SMA , aku menyukai Bram. Aku sudah menyukainya sejak aku
masih SMP, tapi sepertinya cinta ini tidak mungkin. Walaupun begitu aku masih
berharap, tidak peduli berapa tahun sudah lewat. Dan finally cinta kita
berakhir karena Bram melanjutkan sekolah ke luar kota, semenjak itu aku tidak
pernah berhubungan lagi dengan Bram. Dan sepertinya bus saya sekarang sudah
tiba, aku akan naik bus ini memulai perjalananku ,dengan berjalannya bus ini
akan membawa aku untuk melupakan masa lalu dengan Bram.
Ya….,sekian Itulah cerita singkat saya dari saya :D J oh.. ya dan jangan lupa membaca
kelanjutan cerita singkat saya selanjutnya
RDPS 93
Tidak ada komentar:
Posting Komentar